KELUAR RUMAH 8.0

by - Juni 22, 2019

GUNUNG LAWU 3265 MDPL



Puncak Hargo Dumilah

Pertama, Alhamdulillah atas kuasa dan ridhoNya saya masih di beri kesempatan menikmati ciptaan Allah swt yang amat sangat indah ini. Kedua, Subhallah untuk Qodarullah yang di rangkai sedemikian rupa sempurnanya dari awal keberangkatan sampai bisa kembali kerumah. Ketiga, Terimakasih banyak Mamah, Bapak yang selalu rela melepas anak sulungnya ini, sehat terus kalian. Juga semuanya yang terlibat di perjalanan ku kali ini, Peluk hangat. 

Awal cerita kenapa bisa mendaki salah satu gunung paling mistis di Jawa ini katanya. Berawal dari scroll chat di Line dan akhirnya menemukan salah satu promosi yang isinya pendakian menuju Gunung Lawu. Setelah banyak drama, akhirnya saya dan satu teman saya yang lain mendapatkan slot untuk pendakian bersama. Yap, untuk pendakian kali ini kami ikut pendakian bersama yang di selenggarakan oleh Komunitas Bandung Adventure dan Keluarga Prisma, yang biasanya saya sendiri dan kawan - kawan lain  mengurus langsung segala sesuatunya sebelum pendakian, kali ini ingin manja sedikit, tau - tau semua beres dan tinggal berangkat.

Meeting point kali ini di terminal Lewi Panjang, Bandung. Karna saya berasal dari Cianjur, jadi saya harus berangkat lebih awal ke tempat meeting point. Awalnya saya dan kawan saya ini setuju untuk berangkat setelah sholat Ashar, karna jadwal di titik kumpul adalah pukul 21.00 wib jadi mungkin akan ada banyak waktu sebelum perjalanan jauh menuju Jawa Tengah nanti. Namun karna pertimbangan arus mudik yang melejit pada hari itu tepatnya 6 Juni 2019, maka kami berangkat lebih awal yakni 14.30 wib. Siapa sangka, perjalanan yang biasanya bisa di tempuh dengan kurun waktu 2,5jam kini kami tempuh dengan waktu 7,5 jam.


Meeting Point, Terminal Lewi Panjang


Kamipun sampai di meeting point sekitar pukul 20.45 wib, saling bersalaman dengan kawan - kawan lain yang ikut bergabung di pendakian bersama kali ini. Ternyata banyak yang dari luar kota selain saya, yakni Tasikmalaya, Sumedang, hingga ujung kota Bandung. Sambil menunggu kawan lain yang belum datang, saya pun ijin untuk ishoma terlebih dulu. Karna ada satu dan lain hal kami tidak berangkat pukul 21.00 wib, tapi pukul 23.00 wib dengan menggunakan bis pariwisata, iya cukup menguji kesabaran sebenarnya, namun  sayapun paham jika perjalanan kali ini pasti akan sedikit melelahkan di jalan karna kemacetan dan arus mudik yang meningkat dari jam ke jam.

Singkat cerita, setelah bermacet - macet ria di Nagreg selama hampir 4jam, kamipun sampai di Ciamis. Qodarullah, ada masalah pada bis yang kami naiki. Jadi kami harus menunggu bis pengganti datang. Setelah kurang lebih 3jam menunggu, bis penggantipun datang dan kami melanjutkan perjalanan menuju Basecamp Gunung Lawu Via Cetho. Sekitar tengah malam, karna kami melewati Yogyakarta maka seusai berunding sepakat untuk sekedar mencari udara segar setelah berjam - jam di bis. Kami meyisir jalanan padat di Malioboro sambil sesekali memotret bergantian.


Nagreg

Malioboro


Ohiya, di pendakian kali ini saya akan mendaki Gunung Lawu Via Candi Cetho dan turun melintas melewati jalur Cemoro Sewu. Gunung Lawu sendiri berada di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan Candi Cetho berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sedikit kaget awalnya, karna saya ikut pendakian bersama jadi mau tak mau mesti ikut apapun yang sudah menjadi rencana panitia. Mengingat track yang saya lewati akan banyak menguras tenaga juga peralatan yang saya bawa cukup berat untuk ukuran badan seperti saya yang terhitung tak cukup kekar haha. Maka dengan segala sugesti diri saya meyakinkan diri sendiri, semuanya pasti baik - baik saja dan akan tetap baik - baik saja, Bismillah.

Basecamp Gunung Lawu Via Cetho


Basecamp pendakian Gunung Lawu via candi Cetho berada di ketinggian 1.500 mdpl, maka tak heran jika jalan yang harus kami lewati ini sangat menanjak dengan belokkan yang menukik tajam, untung supirnya pro euy. Tepat di sisi area tempat wisata candi cetho kami mengurus simaksi atau registrasi pendakian. Nah disana kita mengisi data diri terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian. Dari Basecamp kita mulai mendaki sekitar pukul 09.00 waktu setempat, dengan estimasi pendakian sekitar 7-8 jam sampai ke pos camp yakni Gupak Menjangan.


Mengisi Simaksi



Informasi yang harus diketahui sebelum mendaki Gunung Lawu :


  • Gunung Lawu memiliki ketinggian 3265 mdpl dan tergolong dalam gunung aktif meskipun hingga hari ini Gunung Lawu tidak pernah meletus lagi sejak letusan terakhirnya di tahun 1885.
  • Gunung Lawu merupakan gunung tertua di pulau jawa dan dulunya ternyata gunung ini bernama Gunung Wukir Mahendra
  • Setiap dataran tinggi memang mempunyai suhu dingin. Tak terkecuali dengan Gunung Lawu. Namun ternyata, Gunung Lawu terkenal dengan suhunya yang sangat dingin terkadang melebihi suhu di pegunungan pulau jawa. Bahkan tak jarang suhu udaranya mendekati 0 derajat jika musim kemarau tiba.
  • Gunung Lawu termasuk ke dalam Seven Summits of Java setelah Gunung Semeru, Gunung Slamet, Gunung Sumbing, Gunung Arjuno dan Gunung Raung
  • Memiliki 3 puncak, yakni Puncak Hargo Dumilah, Hargo Dalem dan Hargo Dumiling. Hargo Dumiling memang tak sepopuler puncak Hargo Dumilah dan Hargo Dalem, Puncak Hargo Dumiling ini lebih rendah di banding dengan keduanya dan dipercaya sebagai tempat moksanya sabdopalon.
  • Terdapat warung tertinggi di Indonesia. Di Gunung Lawu ini terdapat warung makan milik Mok Yem yang berada di ketinggian 3.000 mdpl.
  • Di Gunung Lawu juga terdapat beberapa peninggalan sejarah. Sering kali Gunung lawu ini di kaitkan dengan keberadaan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Adapun peninggalan sejarah di Gunung lawu yakni :  Candi Sukuh, Candi Cetho, serta Sumur Jolotundo, juga terdapat sebuah petilasan yang di percaya sebagai tempat moksanya Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit yang sampai saat ini masih bisa kita temui yakni di puncak Hargo Dalem. 
    Karna kali ini saya akan mendaki melintas jalur dari Candi Cetho ke Sewu maka ini dia pos yang akan di lewati jika hendak mendaki Gunung Lawu menggunakan kedua jalur tersebut. 

Via Candi Cetho : 

Jalur pendakian Gunung Lawu via Cetho merupakan jalur panjang dengan keindahan savana di jalur pendakiannya, Sangat cocok bagi para pemburu Spot foto.

Basecamp - Pos 1 

Jalur awal masih berupa jalan batu yang disusun rapih agar mempermudah para wisatawan yang hendak berkunjung ke Candi Cetho. Sekitar 300 meter setelahnya, kita akan di suguhkan Candi Kethek yang juga cukup luas, sebelum akhirnya kita akan memasuki lereng hutan.

Support photo by Bandung Adventure & Keluarga Prisma


Jalur pendakian menuju pos 1 ini di dominasi jalan setapak dengan vegetasi yang sedikit terbuka, dan mulai menanjak juga dibeberapa bagian mulai menyempit. Di sepanjang jalur ini juga banyak di temui pipa - pipa air yang di gunakan oleh masyarakat sekitar. 

Support photo by Bandung Adventure & keluarga Prisma



Pos 1 - Mbah Branti, Pos ini berada di ketinggian 1.600 mdpl.

POS 1
Support photo by @diniherlian


Pos 1 - Pos 2 

Track dari Pos 1 menuju Pos 2 mulai menyuguhkan tanjakan yang istiqomah banget gais cobain aja nanti, berupa tanah padat dan akar - akar di pinggiran track. vegetasi di jalur ini juga masih sedikit terbuka.

Pos 2 - Brakseng, berada di ketinggian 2.250 mdpl

POS 2



Pos 2 - Pos 3

Dari pos 2 menuju pos 3 track masih  berupa tanah padat dan menanjak, sungguh istiqomah sekali. Dan jalur dari pos 2 menuju pos 3 adalah track terpanjang jika kita melakukan pendakian melalui jalur Candi Cetho. Karna sebelum pos 3 ini ada mata air yang bisa kita manfaat kan untuk logistik, sambil menunggu kelompok yang tertinggal di belakang, kami istirahat, solat dan makan. Setelahnya bergantian mengisi air untuk keperluan di pos camp nanti.

Pos 3 - Cemoro Dowo, berada di ketinggian 2.250 mdpl

POS 3



Shelter Tempat Mata Air 



Pos 3 - Pos 4

Nah, jika dari pos 3 menuju pos 4 adalah track yang paling panjang, kini dari pos 3 menuju pos 4 adalah track yang paling menanjak padahal dari tadi udah nanjak wey. Track nya masih sama yakni berupa tanah padat dan bercampur akar pohon di tengah hingga di pinggir track.

Pos 4 - Ondorante, berada di ketinggian 2.500 mdpl

Pos 4


Karna track yang diluar dugaan, sekitar pukul 17.00wib kami masih berada di pos 4, tapi siapa sangka akan dapat view seindah ini, sunset yang membulat, awan yang menggumpal dari ujung - ke ujung, mengagumkan.

Pos 4

Pos 4 - Pos 5 

Menuju pos 5, track masih sama dengan jalan setapak dan tetep aja nanjak ges. Kami yang beranggotakan kurang lebih 37 orang, terbagi dalam beberapa kelompok, meski sebenarnya tidak di bagi kelompok tapi seiring dengan lelah yang tak bisa di cegah juga perut yang mengerucut minta di isi akhirnya saya dan kawan - kawan lain terpisah. Kini, menuju pos 5 saya bersama Lenti, A Arief, A Jami, A Deni, A ricky, A Azis dan satu lagi yang saya lupa namanya hehe maapkan. Memutuskan untuk berhenti dan memasak beberapa makanan, sekalian mengganjal perut dan pada waktu itu sudah menunjukan pukul 20.00 waktu setempat. Estimasi yang sangat meleset, Karna kita mengestimasi pendakian sekitar 7-8 jam hingga Gupak Menjangan,nyatanya hingga hampir 11 jam di track kami belum sampai di pos camp.

Kami ini kelompok 2 terakhir sebenarnya, sudah ada satu kelompok di depan dan satu kelompok lagi di paling belakang. Sedang asyik menghangatkan tangan, dari bawah datang sekumpulan pendaki yang tadi sore kami bertemu dengan mereka, salah satu dari mereka terkena sesak napas. Untungnya sudah di beri penanganan pertama, dan kamipun sedikit berbagi dengan mereka. Di alam bebas, peduli kepada sesama memang di utamakan, entah kepada siapapun kenal atau tidak memberi pertolongan selagi bisa memang sangat di anjurkan. Apalagi di alam bebas seperti ini, kita sangat membutuhkan orang lain dalam beberapa situasi genting.

Ohiyah, selagi memasak tadi ada dua orang kelompok paling depan yang menyusul kami, yaitu A Ihsan dan A Riza yang ternyata dia orang Cianjur juga gessss. Akhirnya karna sudah terlalu malam, kami melanjutkan perjalanan ke sabana tempat kami akan camp, dan terterimakasih banyak  karna dua orang tadi bersedia membawakan Carrier milik saya dan Lenti makasi banyaaaak hehe. Kamipun sampai di tempat camp yang ternyata dari tempat kami istirahat tadi kurang lebih hanya 10 menit.
Qodarullah ya memang harusnya istirahat dulu biar kuat bangun tenda hehe.

Dengan sisa - sisa tenaga yang Alhamdulillah kalo kata Team Osprey yang kenceng banget jalannya mah masih Konsdusif ehehe. Saya dan Lenti mendirikan tenda bersama, karna memang kami membawa tenda sendiri. Setelahnya, meskipun langit yang bertabur ribuan bintang minta di pandangi sedari tadi, tapi karna lelah yang sudah merengek minta merebah, kamipun beristirahat mengingat esok kita akan melanjutkan perjalanan menuju puncak.

Pagi harinya, di sambut dengan kicauan burung, hembusan angin yang tipis - tipis mengenai kulit juga mentari yang sedari malam ku rindukan heuheu dingin banget sis semalem. Lama sekali rasanya tak menemukan pemadangan seindah ini, pepohonan tinggi menjulang, riuh angin yang ah nikmatnya hanya di dataran tinggi bisa ku temukan. Sabana tempat kami camp juga menyuguhkan pemadangan yang masyaallah indahnya. Sebenarnya sedari kemarin tak henti - henti nya mata ini di manjakan, memang tanjakannya gak abis - abis tapi pemandangan yang indahnya pun gak abis - abis.



Support Photo by Bandung Adventure & Keluarga Prisma

Support Photo by Bandung Adventure & Keluarga Prisma



Setelah re-packing, kamipun bergegas menuju Puncak Hargo Dalem yang kurang lebih sekitar 2 jam dari tempat camp. Di suguhi sabana lagi, indahnya ciptaan Allah swt subhaallah.

scroll aja, indah banget ga boong.


Support photo by @dejun98



Setelah beberapa menit, kamipun melewati pos 5

Pos - 5 Brak perang, Berada di ketinggian 2.850 mdpl

POS 5


Pos 5 ini berupa padang rumput yang di kelilingi pohon pinus. Disini sebenarnya tidak terdapat shelter namun karena areanya yang terbuka menjadikannya salah satu tempat yang cocok untuk di jadikan tempat camp.


Pos 5 - Gupakan Menjangan

Setelah melewati savana pos 5, untuk melewati Gupak Menjangan kita masih harus bertemu sedikit tanjakan. Nah di Gupak Menjangan ini adalah area yang cukup luas, tidak begitu rimbun namun teduh dan pemandangan savana luas yang aduh indah banget ini mah asli. Ini menjadikannya tempat yang strategis untuk camp.  Di sekitar Gupak Menjenangan ini terdapat danau yang bisa di jadikan sumber mata air.


Gupakan Menjangan.

Gupakan Menjangan - Pasar Dieng

Dari Gupakan Menjangan menuju puncak ternyata masih jauh gais, padahal aku teh udah leles karna panas yang luar biasa mentrang heuheu. Dengan panas yang masyallah, sambil beberapa kali meneduh jika ada pohon yang lumayan besar untuk bersandar, karna saya jomblo ( ko curhat ) maap. Sepanjang track menuju puncak ini pemandangan nya amat sangat memanjakan mata, Merbabu yang dari jauh seperti memberi salam untuk segera kesana hehe, tunggu aku ya.


Karna jarak yang lumayan jauh, saya memutuskan untuk istirahat sambil menunggu Lenti yang ada di belakang, setelah bertemu kamipun melanjutkan perjalanan ke Pasar Dieng.

Pasar Dieng

Support photo by @dejun98

Support photo by @dejun98

Beberapa cerita mistis mungkin pernah kalian baca yaa tentang Pasar Dieng ini, yang dimana jika kita mendengar suara gaduh seperti di pasar dan ada yang mendengar tawaran membeli sesuatu, maka kita harus meninggalkan sesuatu sebagai suatu transaksi pengganti. Dan jangan memindahkan atau menata ulang batu yang ada di Pasar Dieng. Alhamdulillah ketika saya dan kawan - kawan lain melewati Pasar Dieng ini kami tidak mengalami kendala apapun.

Pasar Dieng - Puncak hargo Dalem 

Dari Pasar Dieng ke Puncak Hargo Dalem jaraknya tak terlalu jauh, sekitar 13 menit berjalan kita akan menemukan jalan landai dan ada petunjuk menuju Hargo Dalem. Kita akan menemui beberapa anak tangga sebelum akhirnya sampai di Puncak Hargo Dalem.

suppport photo by Bandung Adventure & Keluarga Prisma

Setelah sampai sekitar pukul 12 siang, kami semua berkumpul dan makan siang di warung - warung yang tersedia sebelum akhirnya kita akan summits ke Puncak Hargo Dumillah. Hal ternikmat selain nasi pecel adalah Nutris*ri yang melewati tenggorokan huaaaaaaa enak banget, Nutris*ri ternikmat yang pernah ku minum wkwk .

Karna Matahari kian naik, setelah menyelesaikan makan siang kamipun bergegas menuju puncak. Track yang di lewati tidak terlalu curam namun karna panas yang menyengat jadi gampang cape gais. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, sekitar 20menit kami sampai di Puncak Hargo Dumilah. Alhamdulillah, akhirnya setelah berlelah - lelah di track, bermacet - macetan berjam - jam.
Ini samudera awan terindah yang pernah saya lihat.







Beberapakali mengambil moment, kamipun turun. Mengingat perjalanan pulang masih panjang dan perlu waktu yang lumayan juga untuk melintas jalur berbeda.
Sebelum turun saya dan kawan - kawan lain menyempatkan untuk berswafoto di warung legendaris yang terkenal dengan sebutan warung mbok Yem.

Warung Diatas Awan - 3000mdpl



Via Cemoro Sewu : 

Track melalui jalur Cemoro Sewu ini di dominasi bebatuan yang tersusun karna memang jalur ini adalah jalur yang sering di lalui oleh masyarakat setempat untuk ziarah. Cemoro Sewu ini berada Jawa Timur. Bisa di bayangkan ternyata kami lintas Provinsi gais wkwk .
Pos yang berada di Cemoro Sewu hampir sama dengan pos yang berada di Jalur Candi Cetho yakni 5 Pos.



Hargo Dalem - Pos 5 ( Jolotundo ) 
Track dari Hargo Dalem ke Pos 5 masih beruba batu tersusun rapi namun landai, sebenarnya kami terlalu sore turun jadi tidak sempat mengabadikan tiap pos yang di lewati hehe 
Nah, Sepanjang track menuju pos 5 kita akan melewati beberapa tempat yang sangat ikonik yakni sumber mata air Sendang Drajat dan entah apa namanya tapi sepertinya makam bersejarah.



Warung di dekat sumber mata air Sendang Drajat.


Pos 5 - Pos 4 ( Watu Kapur ) 

 Karna track yang di lewati sepanjang jalur Cemoro Sewu ini berbatu yang kadang menyusun tangga dan tidak, memang sedikit memperlambat langkah kami. Mungkin teman - teman merasakan perbandingan antara track yang di penuhi tanah padat dengan track yang sepanjang jalurnya di isi bebatuan, sedikit memperlambat langkah bukan? apalagi dengan beban yang kami bawa cukup memperberat pijakan.

Karna temaram yang sudah siap menyapa, kamipun menyiapkan Headlamp. Dari Hargo Dalem sampai Basecamp Cemoro Sewu sekitar 5jam seharusnya, tapi karna kondisi fisik kita yang sedari perjalanan sudah lelah menjadikan kami terutama saya lebih banyak beristirahat di banding berjalan.


Pos 4 - Pos 3 ( Watu Gede ) 

Jarak dari pos 4 ke pos 3 sebenarnya tidak terlalu jauh, namun turunan yang tajam di tengah tracking malam membuat kami harus extra hati - hati, berbanding terbalik dengan jalur pendakian via Candi Cetho yang dimana pos 3 menuju pos 4 adalah track yang paling panjang dengan tanjakan yang konstan. Di jalur Cemoro sewu ini Pos lebih tertata rapi dan sudah dalam bentuk bangunan kokoh, tidak seperti di pos pendakian Candi Cetho yang hanya di bangun dari kayu - kayu lalu di susun dan di tutupi dengan terpal seadanya, namun tetap dengan atap yang aman di pakai untuk berteduh para pendaki.


Pos 3 - Pos 2  ( Watu Gedeg )

Nah, Dari Pos 3 ke Pos 2 jaraknya mulai sedikit panjang namun masih dengan track tangga berbatu yang mulai menyiksa kaki ku heuheu. Sedari perjalanan tadi kami banyak berpapasan dengan pendaki yang hendak naik. Memang jalur ini adalah jalur favorit karna tracknya yang sudah rapih juga jarak tempuh yang tak memakan waktu yang banyak dan sepertinya memang di desain senyaman mungkin untuk mempermudah para peziarah.


Pos 2 - Pos 1  ( Wes - Wesan ) 

Dan track ini adalah  yang lumayan panjang, namun tracknya masih sama yakni bebatuan yang menyusun. Di sepanjang track ini jalan sudah sedikit berkurang kontur tangganya dan berganti jalanan landai berbatu. Di pos satu nanti sebenarnya ada sumber mata air yaitu Sendang Panguripan.


Pos 1 - Basecamp Cemoro Sewu

Dan ini adalah track yang hampir membuatku menangis hehe bukan karna tanjakan dan turunannya yang menukik extrem tapi karna panjangnya yang menguji kesabaran banget, saking udah jengah dengan track berbatu dan menyiksa lutut ini  setiap ada pendaki yang papasan dengan kami pasti saya tanya " mas basecamp masih jauh ya " dan rata - rata jawaban mereka " bentar lagi mbak sekitar ... menit lagi sampe kok " tapi nyatanya engga heheheheheheheheheheh kezal kadang - kadang.

Dari pos 3 menuju basecamp saya turun dengan 3 kawan lain yaitu A Jami, A Arief dan A Deni, Sedang kawan lain beberapa masih di belakang termasuk Lenti yang ternyata terpisah lumayan jauh dengan saya setelah melewati pos 2. Singkat cerita setelah melewati pos 1 dan rehat sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp yang katanya sudah dekat,  katanya.

Dipertengahan jalan yang rimbun dengan pohon cemara, terdengar suara gemuruh di samping kiri saya. Waktu kitu memang saya jalan beriringan, dua di depan dan dua di belakang, bersyukurnya kami tidak ganjil. Saya yang menyadari ada yang aneh langsung merubah posisi berjalan menjadi ke sebelah kanan dan di gantikan oleh A Jami. Sebenarnya bukan hal horor yang saya takutkan terjadi, tapi macan tutul. Karena beberapa waktu lalu sekitaran akhir 2018 ada salah satu warga yang melihat macan tutul melintas di sekitar perhutani lereng Gunung Lawu ini. Itu sedikit membuat ku deg - degan walaupun memang kami  berempat dan di dominasi lelaki.

Alhamdulillah, Sekitar pukul 9/10 malam kami sampai di basecamp cemoro sewu. Selang beberapa menit Lenti menyusul dengan kawan - kawan yang lain. Setelah turun kami bergegas membersihkan diri, sholat dan makan lalu repacking dan kembali menaiki bus yang sedari sore ternyata sudah menunggu kami di basecamp.

Sebelum pendakian, Di gerbang masuk Candi Cetho
Support Photo by Bandung Adventure & Keluarga Prisma

Kamipun pulang ke Bandung dan berpisah dengan yang lain di tempat mepo awal keberangkatan, yakni Terminal Lewi Panjang. Terimakasih Bandung, Jawa Tengah juga macet - macet yang bikin laper terus.


Selalu ada temu yang tidak bisa di tolak waktu, semisal hari hendak berganti tanpa pamit mentari dari baratpun jika temu sudah ditakdirkan semesta tiada yang bisa mengelak. Hamdalah dan Syukur nikmat tiada henti karna selalu di pertemukan dengan orang - orang hebat di setiap perjalanan pergi keluar rumah. Jika di bilang ini perjalanan yang paling melelahkan mungkin tidak, karna setelah paling pasti ada yang lebih dari, tapi ini perjalanan yang mengesankan.

Di sambut baik, di perlakukan layaknya saudara adalah beberapa hadiah kecil yang masyaallah, amat sangat berkesan untuk saya pribadi. Dulu, sebelum berani keluar rumah hingga keluar kota begini paling takut jika tak bisa mengendalikan diri untuk melawan takut karna saya adalah tipe orang parnoan dalam hal - hal tertentu. Ternyata, dunia luar tak semenyeramkan yang saya bayangkan waktu berumur belasan tahun walaupun sekarang masih belasan hehe. 

Bertemu banyak orang baru dengan pengalaman  - pengalaman yang luar biasa, menjadikan saya sering bermawas diri ternyata banyak hal didunia ini yang tak hanya bisa di baca dari buku, tapi juga dari cerita orang - orang sekitar kita. Selain itu, ini sangat membantu saya untuk memperbaiki cara berkomunikasi saya yang terkadang terlihat kaku di depan orang - orang yang lebih berumur. Meskipun katanya orang yang bergolongan darah O terkenal humble dan mudah bergaul, tapi kadang saya tak merasa begitu sebagai pemilik golongan darah O jadi jangan terlalu percaya gituan gais, percaya mah sama Allah swt.

Terakhir, Terimakasih banyak untuk Komunitas Bandung Adventure dan Keluarga Prisma yang sudah mengadakan acara ini, qodarullah bisa bertemu banyak teman baru setelah acara pendakian ini selesai. Terimakasih juga yang sudah menyambut saya dengan baik, membacking saya jika sudah mulai lelah.  Untuk Lenti partner ku yang sering recok dimana - mana, A ihsan, Mang Suher, A Azis, A Jami, A Arief, A Deni, A Riza, A Decan yang selama pendakian ku kali ini di dominasi kalian juga kawan - kawan lain. Terimakasih amat banyaaaak sudah bersedia ku repotkan, terimakasih banyak sudah bersedia menanggung beban berlebih di perjalanan semoga kalian semua sehat terus, selalu dalam lindunganNya, di permudah segalanya.
Semoga bisa bertemu di pendakian berikutnya.








Dari tupi untuk semua, peluk satu - satu<3


JANGAN LUPA BAWA TURUN SAMPAH MU.





You May Also Like

12 komentar

  1. Kereennnnnnn pisannnnn❤❤❤❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaaaaa aammiin allahumma aamiin, makasi banyaaak sudah bersedia mampir dan membaca^^

      Hapus
  2. cape macana tapi bikin panasaran 😁
    ga sia sia baca ko jadi inget masa perjalanan yg amat melelahkan dan menguji mental

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehehe jadi kangen yah wkwk, Terimakasih sudah mampir dan membaca^^

      Hapus
  3. Terbaik pokonya... Duh jadi pengen balik lagi ke Lawu wk

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin allahumma aamiin makasiiii banyaaak sudah mampir dan membaca^^
      hayu balik lagiiii

      Hapus
  4. Muka akunya itu lohh, lagi ga kontrol haduhh 🙈 btw kereenn teh nov 🖤

    BalasHapus
    Balasan
    1. tetep cantikkk ko, aaminn allahumma aamiin maasi perlu banyak belajar lagi ko.
      btw makasii sudah bersedia membaca^^

      Hapus
  5. Kaka bagus banget ceritanya, peluk

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah mauu ikut ajakan absurd ku, teman. Gamau peluk, mau banting.

      Hapus
  6. Balasan
    1. waaaaaa terimakasih banyak ajami sudah bersedia membaca, Terimakasih juga sudah bersedia di repotkan ehehehe

      Hapus